PERCAYA DIRI
BERKOMUSIKASI
Judul Buku:Menjadi
Pembicara Andal | Penulis: Yusuf
Al-Uqshari | Penerbit: Gema Insani, cetakan pertama Maret
2006 |
Jumlah halaman: 228 halaman
Berbicara di hadapan umum adalah suatu keterampilan yang dibutuhkan setiap orang. Ya, cepat atau lambat, kita mungkin harus menghadapi sekelompok hadirin. Misalnya, berpidato atau kultum di kelas dianjurkan di banyak sekolah. Terkadang juga seperti saya mulai dari laporan lisan, wawancara, dan tinjauan buku sampai presentasi di depan kelas dan acara debat, jadi para siswa sering kali di tuntut harus siap untuk berbicara di depan audien banyak.
Nah, kesanggupan
berbicara dengan baik dalam suatu wawancara kerja juga dapat menentukan apakah
kamu diterima atau tidak. Dalam pekerjaan itu sendiri, kesanggupanmu untuk
menyatakan diri dapat menguntungkanmu. Tetangga saya Pak Randi pernah bekerja
selama tiga tahun sebagai seorang pramusaji setelah ia menamatkan sekolahnya.
Ia berkata, ”Jika kamu dapat berbicara dengan baik, kamu dianggap lebih
matang dan dapat menangani lebih banyak tanggung jawab. Itu bahkan dapat
berarti pekerjaan yang lebih baik, gaji yang lebih besar, atau setidaknya lebih
banyak respek.”
Tetapi sering kali
seseorang yang tak biasa berbicara di depan umum mengalami kesulitan menghadapi
audien, baik itu yang timbul dari orang lain maupun yang timbul dari diri
sendiri, seperti tidak percaya diri, gugup, demam panggung, dan lain-lain.
Sebenarnya hal yang paling berpengaruh terhadap penampilan kita saat berbicara
di depan umum adalah percaya diri.
Lalu bagaimana cara
kita supaya lebih percaya diri saat berbicara didepan umum?
Nah, pertanyaan itulah
yang membuat saya tertarik membaca buku ini dan membuat saya lebih bisa membiasakan berbicara di depan umum, sebab
mengapa? Karena setiap pekerjaan apapun dan kegiatan apapun kita tidak akan
terlepas dari yang namanya berkomunikasi, baik komunikasi yang bersifat formal
ataupun non formal.
“Yakinlah bahwa
kata-kata yang kita pilih dengan baik akan berdampak secara positif dalam diri
sendiri ketika berinteraksi. Dengan demikian, rasa percara diri kita akan
muncul dengan sendirinya ketika kita bersosialisasi dengan masyarakat.” Tulis
Yusuf Al-Uqshari di dalam buku ini (halaman 47) sebagai penulis.
Bukan hanya sekedar
untuk dalam perkerjaan yang bersifat duniawi juga, berkata dengan baik
juga dapat mendatangkan pahala. Dalam QS. Al-Maaidah ayat 85 yang di tuliskan
sang penulis dalam pengantarnya, “Maka Allah memberikan pahala kepada
perkataan yang merka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan yang
ikhlas keimanannya”.
Ada suatu pembahasan
yang membuat saya tertarik, yaitu pada halaman 52 yang membahas tentang Suara
yang mempunyai makna. “Ketika tidak senang terhadap suatu sikap
tertentu, anda dapat menjawabnya dengan mengatakan ‘Tidak setuju’. Namun, jika
kata-kata itu diungkapkan dengan suara yang lemah dan terbata-bata, maknanya
menjadi lain. Jika kata-kata itu dilontarkan dengan suara yang keras, maka
ungkapan tersebut menjadi penegas terhadap ketidaksetujuan Anda”.
Membaca buku ini sangat
banyak manfaatnya, karena isi yang terkandung didalamnya sangat sering kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi orang yang dituntut untuk
harus selalu berkomunikasi dengan baik dalam pekerjaannya. Untuk kita yang
ingin belajar lebih tentang ilmu berkomunikasi saya sangat menyarankan untuk
membaca buku ini.
Isi buku ini menarik,
tetapi masih ada yang menjadi ganjalan bagi saya, masih
terdapat beberapa kata yang sulit dimengerti dan gambar ilustrasi buku ini
masih berwarna hitam putih. Tapi terlepas dari itu, buku ini sangat menarik
untuk kita baca.
Salam,
Deni Septiana
No comments:
Post a Comment