1. Tentukan topik utama blog
Anda mungkin
akan berpikir tahap ini sepele… cuma milih topik. Padahal kenyataannya tahap
ini yang paling penting dalam persiapan.
Setiap hari
ada 2,73 Juta konten baru yang
diterbitkan blog dari seluruh dunia.
Lebih dari
70% dari blog-blog tersebut hanya mendapatkan kurang dari 5.000 pengunjung per
bulan, atau sekitar 150 per hari.
Miris kan?
Kira-kira
apa penyebabnya?
Ini akarnya:
- Topik blognya tidak jelas, berantakan
- Topiknya tidak menarik bagi banyak orang
- Topik yang dipilih tidak mereka kuasai/minati sehingga isi blognya juga jadi tidak berkualitas
Begini…
Andaikan
anda hanya sempat membaca 5 website per hari.
Apakah anda
akan membuka website yang isinya berkualitas, menarik, dan bermanfaat bagi
anda…atau website yang cuma berisi artikel asal tulis?
Pasti yang
pertama. Ya kan?
Jadi anda
HARUS bisa membuat konten blog yang lebih bagus daripada blog-blog lainnya.
Itu
kuncinya.
Nah, untuk
bisa membuat konten yang bagus, maka anda wajib memilih topik yang anda
minati/kuasai dan dianggap menarik oleh banyak orang.
Kalau anda
memilih topik yang tidak anda mengerti, akibatnya:
- Membuat konten rasanya jadi berat
- Konten yang sudah dibuat jadi tidak berkualitas
- Anda akan cepat bosan
Coba saja
kita gunakan logika. Kalau kita tidak tertarik dan tidak tahu apa-apa tentang
suatu topik, apa mungkin kita bisa mengajarkan topik tersebut kepada orang lain
dan membuat mereka tertarik?
Sangat
sulit…apalagi bagi pemula.
2. Pilih platform blog yang tepat untuk anda
Salah satu
proses terberat dalam memulai blog sudah kita lewati.
Sekarang
kita masuk ke yang lebih mudah.
Teknologi
jaman sekarang sudah canggih. Dengan menggunakan platform blogging, anda bisa
menulis di blog seperti menulis di Microsoft Word.
Ini 3
pilihan yang paling populer:
- Blogspot — hosted
- WordPress.com — hosted
- WordPress.org — self-hosted
Masih ada
puluhan platform blogging lainnya, tapi saya tidak akan mempersulit pilihan
anda dengan membahas yang kurang populer.
Perhatikan 2
istilah ini: hosted dan self-hosted.
Apaan tuh?
Hosted
berarti blog anda ‘menumpang’ di website mereka. Jadi anda tidak akan punya
website murni milik sendiri, dan alamat blog anda seperti ini: blogsaya.blogspot.com
Self-hosted
kebalikannya.
Anda membuat
website sendiri dengan platform bernama WordPress. Website tersebut akan 100%
jadi milik anda, tetapi anda harus membayar untuk nama domain dan hostingnya.
3. Tentukan penyedia layanan hosting dan domain
Buat anda
yang belum pernah dengar istilah ini:
Domain: nama/alamat website anda. Blog ini
domain-nya PanduanIM.com. Hosting: tempatnya file-file blog anda
disimpan. Seperti harddisk kalau di komputer.
Pengertian
aslinya lebih kompleks, tapi jangan ambil pusing.
Keduanya
menggunakan sistem sewa. Artinya anda perlu membayar setiap bulan/tahun ketika
anda menyewa domain dan hosting. Tidak ada pilihan bayar sekali untuk seumur
hidup.
Peranannya
vital untuk blog.
Tentunya
anda tidak ingin blog yang anda buat sering mengalami masalah seperti
mati mendadak, atau tidak bisa diakses secara tiba-tiba.
Jadi, pilih
penyedia domain dan hosting yang terpercaya.
Ini beberapa
layanan domain dan hosting internasional yang biasanya direkomendasikan untuk
pemula:
- Domain: NameCheap
- Hosting internasional: BlueHost atau HostGator
- Hosting Indonesia: Niagahoster (gratis domain)
Kalau anda
membuat blog berbahasa Inggris, gunakan hosting internasional. Sedangkan untuk
blog Indonesia gunakan hosting Indonesia.
4. Tentukan nama domain
Nama domain
akan selalu melekat pada blog anda.
Meskipun
masih bisa diganti, tetapi bakal repot dan kalau salah bisa fatal
akibatnya. Maka dari itu sebaiknya tentukan matang-matang nama domain di awal.
Ini
7 hal yang harus anda perhatikan:
- Sesuaikan dengan topik blognya
- Hindari nama yang mirip dengan website populer
- Mudah ditulis, diingat, dan diucapkan
- Sebisa mungkin gunakan .com
- Hindari tanda strip/minus (-) dan angka
- Jangan gunakan merek milik orang lain
- Cek juga ketersediaan username-nya di jejaring sosial
Beberapa
orang mungkin tidak akan setuju dengan saya pada poin ke-4, karena sebetulnya
ada ekstensi lain selain .com yang juga bagus.
Misalnya
.org, .net, .co, .id, dsb.
Tapi alasan
saya memilih .com karena merupakan yang paling diingat.
Saya punya
blog dengan akhiran .co, .net, dan .org, tapi kenyataannya banyak juga orang
yang salah ketik…yang mereka masukkan justru .com.
Jadi
dahulukan .com, gunakan yang lain sebagai opsi terakhir.
Oh ya,
hindari tanda strip (-) dan angka di domain karena orang-orang akan menganggap
keduanya sebagai blog spam. KECUALI apabila memang brand anda menggunakan
salah satunya.
5. Instalasi blog self-hosted dengan platform
WordPress
Sekarang
kita masuk langkah-langkah membuat blog.
Dalam
artikel ini saya akan menggunakan NameCheap, HostGator, dan WordPress
(self-hosted) sebagai contoh. Anda bisa menggunakan layanan hosting dan domain
lain karena tidak jauh berbeda.
Membuat blog
yang hosted tidak perlu saya jelaskan lagi karena anda hanya tinggal
mengikuti panduan yang sudah langsung ada di websitenya:
No comments:
Post a Comment